Berjumpa Perbedaan

Oleh: M. Fahri Hozaini

Jam 00:11 saya tulis kembali kegundahan perbedaan. Perbedaan yang mencekam. Perbedaan yang dihawatirkan dan semua terjadi. 

Sebagian orang menghawatirkan sial yang diperoleh cukup besar ketika bertunangan dengan pasangan. Belum ada penelitian atau hasil riset yang saya baca tentang mitos ini. Belum ada ukuran sejauh mana mitos ini bisa terjadi dalam tradisi tunangan orang-orang modern. Barangkali ini yang dimaksud etika. Hantu terbesar bertunangan bagi orang-orang terdahulu adalah perbedaan etika atau adat istiadat. Sejauh ini saya masih bertanda tanya apa hantu terbesar ketika orang bertunangan? 

Dulu, saya selalu menduga hantu terbesar tunangan yaitu hamil di luar nikah, karena seringnya pasangan yang baru tunangan jalan berduaan tak kenal batas hingga terjadilah sesuatu yang dikhawatirkan itu. Kemudian malam ini saya coba renungi lagi hantu terbesar tunangan sebenarnya perbedaan antara orang tua atau perbedaan prinsip antara keluarga dari yang menjalin tunangan itu. 

Orang Madura mungkin membuatnya lebih simpel rajeh cobenah artinya besar hantunya. Kalimat ini mewakili setidaknya perbedaan-perbedaan bagi orang yang bertunangan yang mustahil dielakkan. Perbedaan antara memilih mana yang lebih penting. Perbedaan antara kulaitas tradisi, atau juga perbedaan persoalan hidangan makanan. Berbedaan ini sepele tapi berdampak besar bagi berlangsungnya hubungan. Bisa jadi hancur karena tak ada yang mengalah, bisa saja ujian untuk semakin dekat lagi hubungan kekeluargaan dari hasil tunangan itu. 

Yang jelas ini saya tulis pertengahan malam ketika saya juga membayangkan betapa kecewanya ibu saya ketika harapannya pada seorang perempuan tak bisa ia tuai. Harapan pada seorang menantu yang akan dianggap anak akan membelikan baju baru ketika lebaran. Harapan untuk mempunyai anak perempuan walaupun hasil dari kisah cinta anak laki-lakinya. Bayangan-bayangan ini menghantui saya malam ini. Melihat seorang ibu tawanya yang berubah sendu. Ibu yang melahirkan tak pernah kenal dengan keluh maupun kesah. Apalagi mendapatkan ucapan ' tidak perlu kau membelikan apapun..! ' penolakan ini ringan tapi tak lazim untuk orang yang sedang tidak berjual beli. Karena hubungan tidak bisa disamakan dengan jual beli antara menerima atau menolak, melainkan harus dengan ketulusan untuk menghargai walaupun tidak mewah. 

Solusinya, saya harus memikirkan cara untuk membahagiakan ibu dengan cara lain. Karena cara hubungan mungkin membuatnya kecewa, mungkin dengan cara melepaskan ibu akan tertawa. 

Kali ini nasib kami sudah di ujung tandus. Antara hidup dan mati. Antara bersama atau berpisah. Antara keinginan dan kemauan. Antara hubungan atau pekerjaan. 

Setiap orang berhak memilih mana yang lebih penting..! 

03 Februaru 2023

0 Comments